Konsultan Ahli Tani, Bibit, Pupuk & Prasarana Pertanian

Tanaman Hortikulturan

Budidaya Pisang – Cara Terbaik Peningkatan Produktivitas dan Kualitas untuk Mendapat Penghasilan yang Besar

Budidaya Pisang adalah Sebuah Pedoman Teknik Budidaya Pisang yang Praktis dari A – Z untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas buah pisang sebagai Sumber Penghasilan yang Luar Biasa

 

I. PENDAHULUAN

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang.

Pisang merupakan komoditas perdagangan yang sangat menguntungkan karena pisang mudah ditanam secara modern (komersial) maupun tradisional. Perkebunan pisang secara modern banyak ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Asia Tenggara. Di negara-negara tersebut budidaya pisang sudah merupakan industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan penanganan pasca panen yang modern & memenuhi standar internasional.

Penanaman Pisang di Indonesia secara umum masih dilakukan secara tradisional, terutama digunakan sebagai tanaman sela di pekarangan-pekarangan rumah. Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon. Perkebunan besar pisang bisa ditemukan di Lampung dan Maluku Utara. Tidak diketahui dengan pasti berapa luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu negara tropis yang memasok pisang segar/kering ke Jepang, Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat dan Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina.

Buah pisang dimanfaatkan baik dalam keadaan mentah, maupun dimasak, atau diolah menurut cara-cara tertentu. Pisang dapat diproses menjadi tepung, kripik, ‘puree’, bir (Afrika), cuka, atau didehidrasi. Limbah pisang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari bahan baku pakan ternak, bahan kerajinan, serat kain dan lain.

Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia.

Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia.

Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.

Budidaya Pisang 

II. BUDIDAYA PISANG

A. SYARAT TUMBUH

  1. Iklim

Iklim tropis basah, lembab dan panas sangat mendukung untuk pertumbuhan pisang. Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Pisang membutuhkan pasokan air yang cukup untuk memperoleh produktivitas yang maksimal. Pisang masih tetap tumbuh pada kondisi kekurangan air, karena batang pisang yang berair dapat mencukupi kebutuhannya tetapi produktivitasnya tidak dapat diharapkan (sangat rendah dan tidak menentu). Curah hujan optimal adalah 1.500–2.500 mm/tahun atau minimal 100 mm/bulan dengan 2 bulan kering. Pisang akan tumbuh di daerah dengan kondisi tanah yang terus lembab tetapi tanah tidak boleh tergenang air.

Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 27 oC, dan suhu maksimumnya 38 oC, dengan keasaman tanah (pH) 4,5-7,5.

2. Tinggi Tempat (Altitude)

Pisang adalah jenis tanaman yang toleran terhadap ketinggian tempat dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh dengan baik di daerah 0 – 2000 m dpl (di dataran rendah sampai pegunungan/dataran tinggi). Pisang Raja Bulu, Raja Sere, Pisang Cavendish tumbuh dengan bagus di dataran rendah sampai dataran menengah. Pisang Ambon, Pisang Nangka dan Pisang Tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl

3. Jenis Tanah dan Ketersediaan Air

Air harus selalu tersedia sehingga pertanaman pisang harus diari dengan intensif walaupun air tidak boleh menggenang. Pisang bias tumbuh dengan bagus pada tanah yang gembur dengan aerasi yang cukup bagus. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 70 ppm (0.07%). Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan pisang dengan produktivitas dan kualitas yang rendah

Pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan yang cukup.

B. PENANAMAN PISANG

  1. Persiapan dan Pengolahan Lahan
  • Pembukaan Lahan

Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi dan letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yang masih padat; pembuatan teras atau sengkedan dan pembuatan saluran irigasi dan drainase.

  • Pembentukan Teras/Sengkedan

Bagian tanah yang miring perlu dibuat teras sering (sengkedan). Lebar teras/sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung teras/sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas teras/sengkedan yang berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N dan juga penahan angin.

  • Pembuatan Saluran Irigasi dan Drainase

Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan rendah dan tanah-tanah datar. Di atas landasan dan sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu sendiri

      2. Bibit Pisang

Tentukan jenis atau kultivar pisang yang akan ditanam, biasanya sesuai dengan tujuan penanaman. Beberapa jenis atau kultivar pisang yang sangat bagus adalah Pisang Raja Bulu, Pisang Raja Sereh, Pisang Ambon Kuning, Pisang Ambon Lumut, Pisang Barangan, Pisang Kepok Kuning, Pisang Kirana, Pisang Emas, Pisang Ulin dan Pisang Cavendish.

Budidaya Pisang – Bibit Pisang asal Bonggol

Bibit Pisang Bisa berasal dari anakan, pembibitan mata bonggol maupun bibit hasil kultur jaringan. Penggunaan bibit asal anakan dan mata bonggol punya keuntungan mudah diperoleh dan harganya murah. Kerugian penggunaan bibit anakan dan mata bonggol adalah bibit kurang seragan dan mudah terkena kontaminasi penyakit terutama penyakit darah yang sangat merugikan.

Penggunaan Bibit asal kultur jaringan saat ini sangat dianjurkan. Keuntungannya adalah bibit sangat seragam, jenis atau kultivarnya jelas dan bebas dari kontaminasi penyakit yang berbahaya. Beberapa jenis pisang yang bibitnya tersedia secara kultur jaringan adalah : pisang Cavendish, Pisang Raja Bulu, Pisang Kepok Kuning, Pisang Ambon Kuning dan Pisang Barangan.

Budidaya Pisang – Bibit Pisang Siap tanam

Pilihlah bibit yang ukurannya sudah mencukupi yaitu sekitar 1 – 1.5 meter untuk bibit dari anakan dan sekitar 60 – 80 cm untuk bibit dari mata bonggol dan bibit kultur jaringan.

    3. Penanaman Pisang

       a. Penentuan Pola Tanam

Pisang dapat ditanam secara monokultur maupun secara tumpangsari dengan tanaman semusim. Tumpang sari dapat dilakukan pada umur 3 bulan pertama setelah tanam atau sebelum daun-daun pisang saling menutup. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim.

Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yang curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa dan arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.

    b. Pembuatan Lubang Tanam

Jarak Tanam penanaman pisang adalah 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 4 x 3 m untuk tanah berat. Populasi tanaman dalam i hektar berkisar antara 800 – 1.200 pohon. Setiap pohon akan membentuk Rumpun yang biasanya disisakan 3 -4 pohon yang sehat. Jarak tanam ini juga dipengaruhi oleh jenis atau kultivar pisang yang ditanam misalnya pisang cavendish bisa ditanam lebih rapat dibandingkan dengan pisang kepok kuning.

Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur.

    c. Cara Penanaman

Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15– 20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.

Budidaya Pisang – Pertanaman Pisang yang seragam

    d. Pemeliharaan Tanaman

  1. Penjarangan,

Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru.

     2. Penyiangan,

Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak dan juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.

Budidaya Pisang Cavendish

       3. Perempelan

Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.

      4. Pemupukan

Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium.

Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalam setahun).

     5. Pengairan dan Penyiraman

Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang

   6. Pemberian Mulsa

Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.

   7. Pemeliharaan Buah

Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.

III. PENDENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

A. HAMA TANAMAN

  1. Ulat daun (Erienota thrax.), Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion
  2. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus), Bagian yang diserang adalah kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.
  3. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis). Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
  4. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema). Bagian yang diserang adalah bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.

B. PENYAKIT TANAMAN

  1.  Penyakit darah,  Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yang diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: dengan membongkar dan membakar tanaman yang sakit
  2. Panama, Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu daun di bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit
  3. Bintik daun, Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yang diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: dengan mengguna kan fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
  4. Layu, Penyebab: bakteri Bacillus. Bagian yang diserang adalah akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
  5. Daun pucuk, Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang adalah daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: cara membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
  • Gulma Tidak lama setelah tanam dan setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yang harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
  1. Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Roundup dan dalapon.
  2. Menanam tanaman penutup tanah yang dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama-penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
  3. Menutup tanah dengan plastik polietilen

Mari kita lihat video demo tentang budidaya pisang yang cukup bagus di bawah ini:

 IV. P A N E N

  1. Ciri dan Umur Panen

Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah dan bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yang cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yang diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen

Budidaya Pisang – Masak Pohon

     2. Cara Panen

Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yang dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah.

Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permuka an tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.

    3. Periode Panen

Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.

  4. Perkiraan Produksi

Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (> 30 ha), produksi yang ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.

V. PASCA PANEN

Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan dan diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dalam beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan.

Pengemasan untuk pisang tropis, kardus karton yang digunakan berukuran 18 kg atau 12 kg. Kardus dapat dibagi menjadi dua ruang atau dibiarkan tanpa pembagian ruang. Sebelum pisang dimasukkan, alasi/lapisi bagian bawah dan sisi dalam kardus dengan lembaran plastik/kantung plastik. Setelah pisang disusun tutup pisang dengan plastik tersebut. Dapat saja kelompok (cluster) pisang dibungkus dengan plastik lembaran/kantung plastik sebelum dimasukkan ke dalam kardus karton. Pada bagian luar dari kemasan, diberi label yang bertuliskan antara lain:

  1. Nama Daerah Produksi
  2. Nama Kultivar Pisang
  3. Nama Perusahaan/Eksportir
  4. Berat Bersih
  5. Berat Kotor
  6. Identitas Pembeli
  7. Tanggal Panen
  8. Saran Suhu Penyimpanan/pengangkutan 

==========

Related:

Budidaya Pisang, Budidaya Pisang Tradisional, Budidaya Pisang Secara Intensif, Cara Penanaman Pisang, Budidaya Pisang Cavendish, Budidaya Pisang Raja Bulu, Budidaya Pisang Ambon Kuning, Budidaya Pisang Kepok, Pemeliharaan Pisang, Cara Panen Pisang, Pengemasan Pisang, Pembibitan Pisang, Bibit Kultur Jaringan, Bibit Anakan, Bibit dari Bonggol.

7 Comments

  1. mantap kali sampai ada yang sebesar itu… harus di coba nih barangkali bisa sampai kaya gitu

    • Comment by post author

      rif41

      Harus dicoba dan dibuktikan… Kita ini punya tanah yang subur dan semua tersedia sayangnya budidayanya masih tradisional. Disamping itu sistem pemasaran hasil pertanian juga belum bagus sehingga perlu banyak pembenahan

  2. PT. BASMAA

    PT. BASMAA KURNIA UTAMA

    Jual :
    1. Dolomite
    2. CaCo3 Powder
    3. Qiuck Lime/Kapur Tohor CaO
    4. Hydrated Lime Ca(OH)2

    Hubungi :
    ‭+62 822 11855757‬, 085329475858

  3. Musmin Nuryandi

    Mas Rifai, artikelnya keren! barokallah.

  4. Budi

    Mohon dikoreksi untuk sub bab “Jenis Tanah dan Ketersediaan Air” bagian ; “‘Ketinggian air tanah didaerah basah adalah 50-200cm, di daerah setengah basah 100-200cm dan didaerah kering 50-150cm”‘
    Kalau perhitungannya diukur dari permukaan tanah, menurut saya janggal, karena tidak ada pola perbedaan antara di daerah basah, setengah basa dan kering.
    BTW, artikelnya sangat bagus dan membantu, terimakasih.

Leave a Reply

error: Content is protected !!