Konsultan Ahli Tani, Bibit, Pupuk & Prasarana Pertanian

Tanaman Pangan

6 Faktor Sukses Budidaya Sayuran Hidroponik

6 Faktor Penentu Sukses Budidaya Sayuran Hidroponik Skala Hobby adalah Komponen Utama Yang Menentukan Keberhasilan Budidaya Tanaman Dengan Sistim Hidroponik

Pengertian Hidroponik

Hidroponik berasal dari Bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya budidaya. Secara harfiah, Hidroponik adalah budidaya tanaman dengan menggunakan air sebagai medianya. Hidroponik juga bisa diartikan sebagai teknik bercocok tanam tanam tanpa menggunakan tanah sebagai medianya dan lebih menekankan pada sisi bagaimana memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Sistem budidaya hidroponik tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya, tetapi bisa menggunakan media tanam yang lain. Tanaman akan tumbuh dengan baik dan subur apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi walaupun tanaman tersebut tidak tumbuh diatas tanah. Tanah berfungsi sebagai penyangga tanaman agar tetap tegak sehingga fungsi tanah bisa digantikan oleh bahan lain, bahkan oleh bahan yang tidak mengandung nutrisi sekalipun. Nutrisi yang diperlukan tanaman dilarutkan dalam air sehingga tanaman tetap tumbuh subur walaupun tanpa tanah.  Dasar pemikiran inilah yang melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik yaitu budidaya tanaman dengan penekanan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Budidaya tanaman tanpa tanah pada awalnya dilakukan oleh Francis Bacon pada tahun 1627 yang ditulis dalam bukunya Sylva Sylvarum. John Woodward melakukan percobaan bertanam dengan media air pada tanaman spearmint pada tahun 1699. Ia menemukan bahwa tanaman tumbuh lebih baik didalam air yang kurang murni daripada tanaman yang tumbuh didalam air murni. Pada tahun 1842 telah berhasil disusun daftar sembilan unsur penting untuk pertumbuhan tanaman. Penemuan Julius von Sachs dan Wilhelm Knop yang merupakan ahli botani Jerman pada tahun-tahun 1859-1865 menjadi pemicu pengembangan teknik budidaya tanpa tanah dan menjadi dasar budidaya tanaman hidroponik sampai sekarang. Hidroponik sangat cocok diterapkan pada daerah daerah margin dengan sumber air yang terbatas karena penggunaan air pada hidroponik sangat efisien. Kebutuhan air pada budidaya hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.

6 Faktor Sukses Budidaya Sayuran Hidroponik Kangkung

6 Faktor Sukses Budidaya Sayuran Hidroponik Kangkung

6 Faktor Sukses Budidaya Sayuran Hidroponik Pembibitan

6 Faktor Sukses Budidaya Sayuran Hidroponik Pembibitan

6 Faktor Sukses Budidaya Sayuran Hidroponik Slada

6 Faktor Sukses Budidaya Sayuran Hidroponik Slada

6 Komponen Penentu Keberhasilan Hidroponik

  1. Jenis Sayuran Yang Akan Ditanam – Setiap jenis Sayuran mempunyai karakteriatik dan kebutuhan yang berbeda sehingga kita perlu mengetahuinya sebelum memulai budidaya sayuran hidroponik. Jenis sayuran yang akan kita tanam harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana kita akan melakukan budidaya sayuran hidroponik. Jika kita berada di dataran rendah sebaiknya di pilih jenis sayuran yang cocok dan tumbuh subur di dataran rendah seperti beberapa jenis sawi sawian, kangkung, beberapa jenis selada, melon, cabe dll. Kita sangat beruntung jika lokasi hidroponik kita di dataran tinggi karena sebagian besar sayuran seperti beberapa jenis selada, paprika, tomat dll bisa tumbuh optimal di dataran tinggi. Bagaimana cara mengetahui jenis sayuran cocok untuk dataran rendah, sedang atau tinggi? Biasanya produsen benih mencantumkan informasi mengenai benih sayuran tersebut cocok ditanaman di dataran rendah, sedang atau tinggi. Kita juga bisa memperoleh informasi dari teman atau sahabat yang sudah menanam sayuran yang akan kita tanam.
  2. Sistem Hidroponik yang Kita Gunakan – Ada banyak jenis hidroponik yang bisa kita buat misalnya DFT, Rakit Apung, Wick, NFT, Dutch Bucket, Drip Irrigation dll. Jenis-jenis sayuran daun seperti Selada, Sawi, Kale, Kailan, Kangkung dll lebih cocok menggunakan sistim NFT, DFT, Rakit Apung atau Wick. Jenis sayuran buah seperti Tomat, Paprika, Cabe dll lebih cocok menggunakan Dutch Bucket system atau Drip irrigation system. Sistem yang akan kita gunakan ini sebaiknya juga di sesuaikan dengan kondisi lingkungan, misal di daerah yang sering mati listrik sebaiknya menggunakan sistem DFT atau Rakit Apung.
  3. Air Baku yang Digunakan – Air yang digunakan sangat menentukan keberhasilan budidaya sayuran hidroponik. Ada 3 parameter penting dalam bubidaya hidroponik yaitu:
    1. PH atau Keasaman Air – Air yang bagus untuk hidroponik mempunyai PH (Keasaman Air) sekitar 5,5–6,5. Kita bisa mengatur kadar keasaman (PH) air ini dengan menambahkan zat-zat tertentu yang bisa menaikkan atau menurunkan PH air.
    2. Total Dissolved Solid atau TDS – TDS adalah Jumlah Zat Padat Terlarut di dalam air. TDS merupakan indikator dari jumlah partikel atau zat yang terlarut didalam air baik berupa senyawa organik maupun non-organik yang memiliki ukuran di bawah 1 nano-meter. Zat atau partikel padat terlarut yang ditemukan dalam air dapat berupa natrium (garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat, nitrat, bikarbonat, klorida, sulfat dll. Satuan yang digunakan biasanya ppm (part per million) atau yang sama dengan miligram per liter (mg/l) untuk pengukuran konsentrasi massa kimiawi yang menunjukkan berapa banyak gram dari suatu zat yang ada dalam satu liter dari cairan. TDS air baku yang di gunakan untuk budidaya hidroponik maksimal 150 ppm. TDS ini diukur dengan alat yang disebut TDS meter.
    3. Suhu air baku – Suhu air untuk budidaya hidroponik idealnya berada dalam kisaran 23–30 derajat Celcius.
  4. Ketersediaan Sinar Matahari – Sinar Matahari diperlukan untuk proses fotosintesis tanaman sehingga ketersediaan sinar matahari sangat penting dalam budidaya hidroponik. Budidaya hidroponik tetap bisa di lakukan tanpa sinar matahari jika kita menggantinya dengan menggunakan lampu yang menghasilkan sinar uv. Penggunaan lampu ini memerlukan biaya investasi yang tidak sedikit. Tanaman memerlukan minimal 6 jam emperoleh sinar matahari untuk proses fotosintesanya. Benih tanaman yang sedang di semai sebaiknya langsung di dikenalkan dengan sinar matahari agar tidak terjadi proses etiolasi pada bibit tanaman.
  5. Sanitasi Lingkungan – Mengendalikan sanitasi pada kegiatan budidaya hidroponik harus dilakukan secara ketat, terutama untuk instalasi, peralatan dan lingkungan sekitar untuk mengurangi kemungkinan terserang hama. Instalasi setelah periode tanam selesai sebaiknya di lakukan sterilisasi.
  6. Nutrisi Yang Digunakan – Kita mengenal nutrisi AB MIX Hidroponik untuk budidaya sayuran hidroponik. Banyak sekali nutrisi hidroponik yang tersedia di pasaran yang telaqh memenuhi beberapa persyaratan menjadi nutrisi hidroponik. Beberapa persyaratannutrisi hidroponik adalah:
    1. Larut dalam air
    2. Mengandung Unsur hara Makro dan Mikro yang dibutuhkan tanaman. Biasanya tanaman membutuhkan 12 unsur hara.
    3. Mempunyai komposisi unsur hara yang berimbang.
6 Faktor Sukses Budidaya Hidroponik Melon

6 Faktor Sukses Budidaya Hidroponik Melon

6 Faktor Sukses Budidaya Hidroponik Melon

6 Faktor Sukses Budidaya Hidroponik Melon

Nutrisi tanaman harus diberikan secara bertahap dan sesuai dengan jenis sayuran yang kita tanam. Pada periode semai sebaiknya juga langsung di berikan nutrisi dalam EC yang rendah dan terus meningkat sampai periode panen. Sayuran daun memerlukan EC yang lebih rendah disbanding dengan Sayuran Buah.

6 Faktor Sukses Budidaya Hidroponik

6 Faktor Sukses Budidaya Hidroponik

Leave a Reply

error: Content is protected !!