Deskripsi 5 Varietas Unggul Lokal Tembakau Rajangan (Nicotiana tabacum) di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
Deskripsi 5 Varietas Unggul Lokal Tembakau Rajangan (Nicotiana tabacum) di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta adalah daerah penghasil tembakau terbesar kedua setelah jawa Timur. Pusat-pusat penanaman tembakau di Jawa Tengah dan DIY adalah kabupaten Temanggung, Kendal, Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Magelang, Bantul dan Sleman. Tiap-tiap daerah mempunyai jenis-jenis tembakau dengan varietas unggul local masing-masing. Ada 5 varietas unggul local yang telah dilepas oleh pemerintah. Deskripsi 5 Varietas Unggul Lokal Tembakau Rajangan (Nicotiana tabacum) di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:
-
Tembakau Temanggung
Tembakau temanggung menyumbang 70 – 80% terhadap total pendapatan petani tembakau di Kabupaten Temanggung dan sekitarnya. Tembakau temanggung mempunyai peranan yang sangat penting dalam industri rokok kretek karena tembakau ini berfungsi sebagai pemberi rasa dan aroma yang khas.
Permasalahan yang ada di daerah pengembangan tembakau temanggung adalah penyakit lincat yang disebabkan oleh kompleks patogen Phytophthora nicotianae, Ralstonia solanacearum, dan Meloidogyne spp. Untuk mengatasi permaslahan tersebut, Pemerintah telah mengembangkan 2 varietas tembakau temanggung yang tahan penyakit lincat, yaitu Varietas Kemloko-2 dan Kemloko-3. Penggunaan varietas unggul Kemloko 2 dan Kemloko 3 telah mampu menekan kematian tanaman sebesar 44%, meningkatkan hasil 31% dan meningkatkan mutu tembakau kering sebesar 8%.
Disamping itu terjadinya proses degradasi lahan karena erosi juga sangat menurunkan produktifitas tembakau temanggung. Pemerintah Juga telah mengembangkan teknologi konservasi untuk menanggulangi dan mengurangi terjadinya erosi. Teknologi pengendalian erosi dapat menurunkan tingkat erosi sebesar 66%. Deskripsi Varietas Unggul Tembakau Rajangan (Nicotiana tabacum) Temanggung adalah:
- Varietas KEMLOKO 2 (Dilepas tahun 2005)
- Komoditas : Tembakau Temanggung Keterangan :
- Kode persilangan : A.
- Asal : Persilangan Sindoro 1 x Coker 51.
- Metode pemuliaan : Back Cross 3 kali.
- Species : Nicotiana tabacum.
- Habitus : Silindris.
- Tinggi tanaman (cm) : 134,77 – 149,57.
- Panjang ruas : Rapat.
- Warna batang : Hijau.
- Bulu batang : Berbulu.
- Jumlah daun (lembar) : 18,43 – 21,10.
- Sudut daun : Tegak.
- Ujung daun : Runcing.
- Tepi daun : Berombak.
- Permukaan daun : Rata.
- Tebal daun : Tipis.
- Warna daun : Hijau.
- Pilotaksis * : 2/5.
- Tangkai daun : Duduk.
- Sayap * : Sempit.
- Telinga : Lebar.
- Panjang daun (cm) : 47,52 – 51,77.
- Lebar daun (cm) : 22,32 – 25,95.
- Bentuk daun : Lonjong.
- Indeks daun : 0,501 – 0,502.
- Umur berbunga (hst) : 94,76 – 100,00.
- Warna mahkota bunga : Merah muda.
- Warna kepala sari : Krem.
- Bentuk buah : Bulat telur.
- Warna biji : Coklat.
- Umur panen (hst) : 120 – 140.
- Potensi hasil (ton/ha) : 0,704 + 0,28 ton/ha.
- Indeks mutu : 40,28 + 5,42.
- Indeks tanaman : 28,38 + 12,81
- Kadar nikotin (%) : 5,52 + 3,46.
- Kadar gula (%) : 2,96 % (relatif sedang).
- Ketahanan terhadap penyakit:
- Bakteri P. Solanacearum : Tahan.
- Nematode Meloidogyne spp : Tahan.
- Varietas KEMLOKO 3 (dilepas tahun 2005)
- Komoditas : Tembakau Temanggung
- Kode persilangan : E.
- Asal : Persilangan : Sindoro 1 x Coker 51.
- Metode pemuliaan : Back Cross 2 kali.
- Spesies : Nicotiana tabacum
- Habitus : Silindris.
- Tinggi tanaman (cm) : 148,77 – 164,43.
- Panjang ruas : Rapat.
- Warna batang : Hijau.
- Bulu batang : Berbulu.
- Jumlah daun (produksi) : 18,90 – 21,97.
- Sudut daun : Tegak.
- Ujung daun : Runcing.
- Tepi daun : Berombak.
- Permukaan daun : Rata.
- Tebal daun : Tipis.
- Warna daun : Hijau.
- Pilotaksis* : 3/8.
- Tangkai daun : Duduk.
- Sayap * : Lebar.
- Telinga : Lebar.
- Panjang daun (cm) : 37,57 – 49,15.
- Lebar daun (cm) : 20,99 – 24,96.
- Bentuk daun : Lonjong.
- Indeks daun : 0,505 – 0,508.
- Umur berbunga (hst) : 89,33 – 99,33.
- Warna mahkota bunga : Merah muda.
- Warna kepala sari : Krem.
- Bentuk buah : Bulat telur.
- Warna biji : Cokelat.
- Umur panen (hst) : 119 – 139.
- Potensi hasil (ton/ha) : 0,695 + 0,16 ton/ha.
- Indeks mutu : 36,01 + 7,01.
- Indeks tanaman : 25,50 + 9,49.
- Kadar nikotin (%) : 6,02 + 3,72.
- Kadar gula (%) : 1,98 % (relatif sedang).
- Ketahanan terhadap penyakit :
- Bakteri P. Solanacearum : Sangat tahan
- Nematode Meloidogyne sap : Tahan
- Varietas Sindoro 1 (Tahun: 2001)
- Ketahanan hama : Tahan terhadap nematoda
- Ketahanan penyakit : Moderat tahan terhadap layu bakteri
- Kisaran hasil : 747,42 – 970,88 kg/ha
- Umur : 95 – 120 hst
- Status : Non Komersial
Selain itu pemerintah juga telah merilis 3 varietas baru untuk tembakau temanggung yaitu:
- Tembakau galur 0203/11/2/1, disetujui dilepas dengan nama Kemloko 4 Agribun,
- bakau galur 0202/07/1/2, disetujui dilepas dengan nama Kemloko 5 Agribun, tipe varietas galur murni;
- Tembakau galur 0205/10/1/3B, disetujui dilepas dengan nama Kemloko 6 Agribun, tipe varietas galur murni.
-
Tembakau Yogyakarta
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan penghasil tembakau terbesar kedua setelah Jawa Timur. Rata-rata luas areal pertanaman tembakau di Jawa tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 55.000 ha atau 23.5% dari Luas areal tembakau nasional. Rata-rata Produksi tembakau di Jateng dan DIY adalah 40.040 ton per tahun atau 21.47% dari total produksi nasional.
Sebagian besar dari produksi tembakau di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah tembakau rajangan voor oogst (panen musim kemarau). Tembakau rajangan VO dari daerah di Jawa Tengah dan DIY, selain Temanggung, umumnya digunakan sebagai bahan pengisi dan ditanam di lahan tegal. Terjadinya perubahan selera perokok ke sigaret yang ringan dalam racikan memerlukan komposisi tembakau filler mutu baik lebih banyak, yang mengakibatkan berpindahnya penanaman tembakau dari lahan tegal ke lahan sawah.
Adanya pergeseran penanaman dari lahan tegal ke lahan sawah menyebabkan terjadinya pergeseran jenis varietas yang ditanam. Pada tahun 1994, Pabrik Rokok Gudang Garam mengintroduksi tembakau rajangan Bligon ke Kabupaten Sleman. Pada awalnya tembakau tersebut kurang diminati petani karena penampilannya sangat beragam dan rendahnya produksi yang dihasilkan.
Deskripsi 5 Varietas Unggul Lokal Tembakau Rajangan – Bligon
Deskripsi 5 Varietas Unggul Lokal Tembakau Rajangan – Bligon
Pada tahun 1995 – 1997 Balittas bekerja sama dengan PR Gudang Garam memurnikan populasi kultivar-kultivar tembakau yang sesuai untuk lahan sawah di Sleman dan mengevaluasi daya hasil dan mutu galur-galur yang diperoleh. Dari sejumlah galur yang dievaluasi, diperoleh galur yang sesuai untuk dikembangkan di Sleman dengan mutu yang sesuai untuk PR Gudang Garam yaitu galur Bligon dengan potensi produksi 1,2 – 1,4 ton rajangan kering/ha dan kadar nikotin 2 – 3%. Pada tahun 2006 galur tersebut diputihkan dan dilepas dengan nama Bligon 1 berdasarkan SK Mentan No: 127/Kpts/SR.120/2/2007
Saat ini varietas Bligon 1 tidak hanya ditanam di Kabupaten Sleman, tetapi berkembang sampai ke Kabupaten Magelang, Muntilan, dan Prambanan, dengan luas areal penanaman men-capai 3.000 ha. Produktivitas Bligon 1 di tingkat petani berkisar antara 1 – 1.2 ton rajangan ke-ring/ha. Deskripsi Varietas Unggul Tembakau Rajangan (Nicotiana tabacum) Jogjakarta adalah sebagai berikut:
- Varietas BLIGON 1 (dilepas tahun 2007)
- Komoditas : Tembakau Rajangan
- Habitus : kerucut
- Tinggi tanaman (cm) : 153
- Panjang ruas : 2,5 cm, panjang bertambah
- Warna batang : hijau
- Bulu batang : berbulu
- Jumlah daun (lembar) : 32-35
- Sudut daun : 40 derajat (tegak)
- Panjang daun : 37-45 cm
- Lebar`daun : 21-25 cm
- Bentuk daun : lonjong
- Ujung daun : meruncing
- Tepi daun : licin/rata
- Permukaan : rata
- Tebal daun : Tebal
- Warna daun : hijau
- Pilotaksis : 2/5 berputar ke kiri
- Tangkai daun : duduk
- Sayap daun : sedang
- Telinga daun (cm) : 2,6
- Sirung : ada kecil-sedang
- Umur berbunga : 70-74 hari (hst)
- Warna bunga : merah muda
- Produksi/ha (ton/ha) : 1,2 – 1,4
- Index mutu : 84,35
- Kadar nikotin : 2-3 %
- Kesesuaian lahan : Lahan sawah di Sleman dan Magelang
- Status : Non Komersial
-
Tembakau Boyolali
Tembakau Boyolali terkenal dengan nama Tembakau Asepan Boyolali. Tembakau asepan adalah tembakau lokal VO, berbentuk krosok, dan diproses secara Dark Fire Cured (DFC). Krosok tembakau asepan digunakan sebagai bahan baku rokok kretek di dalam negeri dan ekspor. Kebutuhan untuk industry rokok kretek didalam negeri mencapai 5.000 ton/tahun sedangkan kebutuhan ekspor mencapai 2.000 ton/tahun. Di pasar dunia, tembakau asepan dari Indonesia masih menduduki urutan ketiga setelah AS dan Malawi. Areal pengembangan tembakau Boyolali tersebar di tiga kabu-paten, yaitu Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo. Di antara ketiga kabupaten tersebut, Boyolali merupakan daerah potensial penghasil tembakau asepan dengan mutu tinggi.
Permasalahan yang dihadapi petani tembakau asepan adalah adanya variasi produksi dan mutu dari tahun ke tahun, sehingga kebutuhan akan produksi dan mutu yang diinginkan oleh konsumen (eksportir dan pabrik rokok) tidak dapat dipenuhi. Salah satu penyebab adanya variasi tersebut adalah penggunaan varietas lokal berupa populasi tanaman yang masih sangat beragam (tidak murni).
Varietas lokal yang umum ditanam petani tembakau asepan dan dimi-nati oleh konsumen adalah Grompol Jatim. Pemurnian dan pengujian daya hasil varietas lokal Grompol Jatim telah dilakukan pada tahun 1992 dan 1993. Pada tahun 1996 galur yang telah murni tersebut mulai ditanam dalam skala luas menggantikan varietas lokal yang ada. Galur Grompol Jatim dilepas dengan nama Grompol Jatim 1 berdasarkan SK Mentan No: 131/Kpts/SR.120/2/2007.
Saat ini penggunaan Grompol Jatim 1 mencapai areal seluas 1.000 ha, tersebar di Kabupaten Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo. Varietas tersebut tidak hanya digunakan oleh petani tetapi juga dikembangkan dan digunakan oleh eksportir tembakau, yaitu PT Pandu Sata Utama dan PT Indonesia Dwi Sembilan sampai sekarang. Produktivitas Grompol Jatim 1 di tingkat petani berkisar antara 1.6 – 2.7 ton krosok/ha. Deskripsi Varietas Unggul Tembakau Asepan Boyolali adalah:
- Varietas GROMPOL JATIM I (dilepas tahun 2007)
- Komoditas : Tembakau Asepan Boyolali
- Habitus : kerucut;
- Tinggi tanaman : 108 cm;
- Panjang ruas : 2,5 cm (panjang bertambah);
- Warna batang : hijau;
- Bulu batang : berbulu;
- Jumlah Daun : jumlah 30-36 lembar;
- Sudut daun : tegak;
- Panjang daun :43 cm;
- Lebar daun : kurang lebih 5,71 cm;
- Indeks : 0,65;
- Bentuk : lonjong;
- Ujung Daun : meruncing;
- Tepi daun : Licin/rata;
- Permukaan : bergelombang;
- Ketebalan : tebal,
- Warna : hijau tua,
- Pilotaksis : 3/8 berputar ke kiri,
- Tangkai daun : bertangkai,
- Sayap : sempit dan bergelombang,
- Telinga : lebar,
- Sirung : tidak ada;
- Bunga : umur berbunga 7,40 hari,
- Warna bunga : merah muda;
- Produksi (t/ha) : 2,9 – 3,2 ton krosok/ha;
- Indeks mutu : 78-84;
- Kadar nikotin : 3-4%;
- ketahanan terhadap Penyakit:
- TMV: tahan,
- CMV: tahan;
- Kesesuaian daerah lahan sawah di Boyolali.
- Status: Non Komersial
Deskripsi 5 Varietas Unggul Lokal Tembakau Rajangan – Grompol
Sumber: Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat dan http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=18899
*****
Related:
Deskripsi 5 Varietas Tembakau Rajangan, Deskripsi 5 Varietas Tembakau Rajangan di Indonesia, Deskripsi 5 Varietas Tembakau Rajangan di Jawa Tengah, Deskripsi 5 Varietas Tembakau Rajangan di Yogyakarta, Deskripsi Varietas Kemloko, Deskripsi Varietas Bligon, Deskripsi Varietas Grompol Jatim, Deskripsi Varietas Sindoro, Deskripsi Tembakau Temanggung, Deskripsi Tembakau Asepan, Deskripsi Tembakau Asepan Boyolali, Deskripsi Tembakau Jogjakarta, Daerah Tembakau Rajangan di Jawa Tengah, Tembakau Rajangan di Jawa Tengah, Tembakau Rajangan Temanggung, Tembakau Asepan Boyolali
thewagia
varietas unggulan ini tumbuh baik gak pak di jawa timur?
rif41
Varietas tersebut bisa tumbuh baik di Jawa Tengah. Di Jawa Timur sudah ada Banyak Varietas unggul yang beradaptasi dengan bagus di tiap-tiap daerah. Silahkan dibaca Deskripsi 7 Varietas unggul di Jawa Timur.
rif41
Varietas ini tumbuh sangat bagus di beberapa daerah di Indonesia ibu Reny Wagia