Konsultan Ahli Tani, Bibit, Pupuk & Prasarana Pertanian

Tanaman Pangan

MENJADI JUTAWAN DARI PORANG – BUDIDAYA PORANG SECARA INTENSIF DI BAWAH TEGAKAN

Porang bisa dibudidayakan secara intensif dibawah tegakan, di lahan kurang produktif dan lahan bermasalah lainnya sehingga jutaan rupiah bisa kita panen setiap musimnya

APAKAH PORANG ITU?

Budidaya Porang mempunyai masa depan cerah karena umbi porang sangat dibutuhkan sebagai bahan makanan yang sehat dan harganya cenderung stabil. Budidaya Porang adalah salah satu solusi memanfaatkan lahan yang kurang produktif, lahan dibawah tegakan dan lahan tidur karena gangguan hewan liar. Budidaya porang sangat mudah di lakukan, tidak membutuhkan modal yang besar dan bisa menjadi panenan petani dimusim kemarau (paceklik).

Umbi Porang

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) sudah sejak lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Porang adalah salah satu jenis tanaman yang tumbuh di hutan dan merupakan salah satu kekayaan hayati umbi-umbian Indonesia. Tanaman Porang dikenal dengan banyak nama tergantung pada daerah asalnya, misalnya porang disebut acung atau acoan oray (Sunda), Kajrong atau Kairong (Nganjuk), Gaceng (Pasuruan) dll. Banyak jenis tanaman yang sangat mirip dengan porang yaitu tanaman Suweg (Amorphophallus campanulatus), Iles-iles dan Walur.

Porang merupakan tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah dan tumbuh menahun. Pohon porang berbatang tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol) putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bubil / bintil / katak berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman porang. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah.

Tanaman porang yang dipanen adalah umbinya dan dijual dalam bentuk umbi segar, chips porang, tepung porang dan tepung glukomannan. Petani juga bisa menjual bibit porang yang berupa umbi kecil-kecil, katak ataupun biji porang. Chip porang akan diproses lebih lanjut menjadi tepung porang. Umbi porang merupakan penghasil karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan yang penting. Karbohidrat yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar dan gula reduksi adalah komponen penting pada umbi porang.

PERBEDAAN PORANG, SUWEG, WALUR DAN ILES-ILES

Perbedaan Porang, Suweg, walur dan Iles-iles

Perbedaan Porang, Suweg, walur dan Iles-iles

Perbedaan Tanaman Porang, Suweg, dan Walur

Perbedaan Tanaman Porang, Suweg, dan Walur

Perbedaan Umbi Porang, Suweg, Walur dan Iles-iles

Perbedaan Umbi Porang, Suweg, Walur dan Iles-iles

MANFAAT PORANG

Tepung porang yang telah dimurnikan dapat dimanfaatkan untuk industri farmasi dan makanan. Pengolahan umbi porang terutama dilakukan untuk mendapatkan komponen glucomannan yang dapat dimanfaatkan pada berbagai industri pangan, kimia, dan farmasi.  Beberapa penggunaan tepung glukomanan antara lain:

  • Bahan Tambahan Pangan: Emulsifier, Stabilizer, Tekstur, Pengental, Surfaktan dll.
  • Bahan pangan funsional seperti mie Jepang (shirataki), Tahu Jepang (Konyaku), beras, roti, es krim, permen, jeli, selai, dll. (anti obesitas, anti diabetes dan anti kolesterol)
  • Bahan pelapis yang biodegradable, edible coating dan edible film seperti pengental pada produk sirup dan sari buah, pembuat daging bagi vegetarian, bahan pengikat rasa pada bumbu penyedap dll
  • Industri Farmasi: biodegradable, edible coating dan edible film misalnya pembungkus kapsul, perekat dan pengisi tablet
  • Industri Pertanian: Media pertumbuhan mikrobia, Media Tanam Hydrogel, Pupuk Slow Release dll
  • Industri Lain: Kosmetika, Industri polimer, penguat kertas yang tipis, lentur, dan tahan air, pahan perekat (lem, cat tembok), penguat tenunan dalam industri tekstil dll.
  • Penghasil Pati dan serat yang sangat berguna untuk bahan pakan, pupuk organic dan olahan pangan lainnya

Lihat Video Demo Berikut ini:

EKOLOGI DAN SYARAT TUMBUH TANAMAN PORANG

Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain:

  1. Keadaan iklim – Tanaman Porang dapat hidup di daerah dengan ketinggian (altitude) 0 – 700 m dpl, tetapi akan tumbuh dan berproduksi optimal pada ketinggian 300 – 600 m dpl. Di daerah dengan ketinggian kurang dari 300 m dpl, porang harus ditanam dibawah naungan. Porang dapat hidup dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1000 – 1500 mm per tahun dengan intensitas cahaya sekitar 60 – 70%.
  2. Keadaan tanah – Porang bisa tumbuh subur dan berproduksi optimal pada tanah bertekstur lempung berpasir yang gembur/subur dan tidak becek. Tanah dengan kandungan humus tinggi dan bersih dari alang-alang sangat disukai tanaman porang. Derajat keasaman tanah (PH) ideal untuk pertumbuhan dan produksi porang adalah sekitar 6 – 7.
  3. Kondisi lingkungan – Tanaman porang memerlukan pohon naungan untuk bisa tumbuh subur dan berproduksi maksimal. Pohon naungan yang ideal adalah pohon Jati, Mahoni, Sono, dan lain-lain. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% maksimal 60%. Di daerah dataran rendah (< 300 m dpl), tanaman porang mutlak memerlukan tanaman naungan, semakin rapat tanaman naungan akan semakin baik. Jumlah tanaman naungan per hektar sekitar 300 – 400 pohon. Porang bisa tumbuh bagus tanpa naungan jika ditanam di daerah dengan ketinggian tempat diatas 700 m dpl.

BUDIDAYA PORANG SECARA INTENSIF

Perbanyakan Tanaman Porang

Porang dapat diperbanyak secara vegetative dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali. Setelah bibit yang ditanam berumur 3 tahun, dapat dipanen selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali. Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam.

  1. Bibit dari Umbi – Keuntunggan menanam porang dengan bibit dari umbi adalah: Daya tumbuhnya sangat tinggi, biasanya lebih dari 90% dan tanaman bisa dipanen antara 1 – 2 musim tanam. Namun begitu, penggunaan bibit dari umbi porang, terutama bibit umbi besar membutuhkan modal yang besar. Jika kita kurang teliti, kita bisa menanam bibit umbi yang tidak murni. Umbi bisa tercampur dengan umbi walur, suweg maupun iles-iles. Bibit dari umbi biasanya dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
    1. Umbi Besar: 1 kg berisi 4 – 10 biji
    2. Umbi Sedang: 1 kg berisi 10 – 20 biji
    3. Umbi Kecil: 1 kg berisi lebih dari 20 biji

Tata cara penyiapan bibit dari umbi

    • Tentukan anakan tanaman porang yang berumur ±1 tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat.
    • Bongkar tanaman dan bersihkan umbi dari akar dan tanah.
    • Kumpulkan bibit tersebut di tempat yang teduh untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman (1 umbi porang hanya menghasilkan 1 tanaman porang).
  1. Bibit dari umbi katak (bubil) – Keuntungan menggunakan bibit dari katak (bubil) adalah umbi katak mempunyai daya tumbuh sangat tinggi, biasanya lebih dari 95%, satu umbi bisa tumbuh lebih dari 2 tunas atau pohon porang dan tanaman bisa dipanen antara 2 – 3 musim tanam. Bibi tumbi katak harus disortasi supaya pertumbuhan porang bisa seragam. Umbi dari katak kecil harus disemai dulu didalam polybag sebelum dipindah ke lahan. Umbi katak (bubil) biasanya dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
    1. Katak Besar: 1 kg berisi 10 – 50 biji,
    2. Katak Sedang: 1 kg berisi 50 – 100 biji
    3. Katak Kecil: 1 kg berisi lebih dari 100 biji

Tata cara penyiapan bibit dari bulbil/katak

    • Ambil bulbil dari sekitar rumpun tanaman yang berumur cukup tua (seleksi/pilih bulbil yang sehat).
    • Bulbil yang telah dipilih dikumpulkan dalam wadah dan disemai hingga tumbuh tunas yang kemudian ditanam (tanaman porang yang cukup besar dan tua dapat menghasilkan bulbil ±40/pohon).
Bibit dari Umbi Porang dan Umbi Katak dengan berbagai Ukuran

Bibit dari Umbi Porang dan Umbi Katak dengan berbagai Ukuran

  1. Bibit dari Biji Porang – Setelah berumur 4 – 5 tahun, tanaman porang bisa berbunga dan menghasilkan tongkol buah. Setiap tongkol bisa menghasilkan sekitar 250 butir biji porang. Biji Porang ini bersifat poliembrioni artinya 1 biji bisa menghasilkan beberapa anakan pohon porang. Penggunaan biji porang sebagai bibit akan menekan biaya pembelian bibit dan kita bisa memperoleh bibit yang sangat seragam. Kekurangan penggunaan bibit dari biji adalah biji porang harus disemai dahulu di dalam polybag, disortasi sesuai ukurannya baru ditanam di lahan. Pesemaian biji porang ini butuh waktu sekitar 3 bulan. Penggunaan bibit dari biji porang juga akan menunda masa panen umbi porang. Umbi baru bisa dipanen setelah berumur 3 – 4 musim tanam.

Tata cara budidaya dengan perkecambahan poliembrioni

Poliembrioni adalah adanya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Pada tata cara budidaya pembibitan dengan menggunakan biji maka satu biji porang akan langsung disemai sehingga satu biji porang hanya menghasilkan satu bibit baru. Namun demikian dengan metode poliembrioni, pada satu biji porang dilakukan proses pembelahan biji untuk memisahkan embrio-embrio dalam satu biji. Embrio yang telah dipisahkan tersebut kemudian disemai hingga tumbuh tunas sehingga dihasilkan lebih dari satu bibit baru dari satu biji. Budidaya porang metode poliembrioni ini biasanya dilaksanakan sejak bulan Agustus, ketika bunga porang mulai rebah, kemudian biji ditampung. Selanjutnya biji-biji tersebut kemudian dibelah dan embrio-embrionya dipisahkan. Dibutuhkan waktu 6-7 minggu sejak embrio disemaikan hingga berkecambah. Embrio yang telah berkecambah dipindahkan ke dalam kantong polybag hingga 8 minggu sebelum siap ditanam ke lahan.

Persiapan Lahan Penanaman Porang

  • Pemilihan lahan – Pilih calon lokasi penanaman porang sesuai dengan ekologi tanaman porang. Pemilihan lokasi ini sangat penting agar kita bisa memperoleh pertumbuhan tanaman yang bagus, produktivitas tinggi dan kualitas umbi porang yang berkualitas. Lahan yang sesuai juga akan memudahkan proses budidaya dan menekan biaya usaha tani porang yang kita kerjakan
  • Pembersihan lahan – Lahan yang sudah terpilih dibersihkan dari perdu, rumput-rumputan dan gulma pengganggu. Lahan lalu digemburkan dengan cara dibajak atau dicangkul. Setelah gembur, lahan dibuat guludan-guludan sesuai jarak tanam.
  • Pengaturan Jarak Tanam – Jarak tanam yang sering digunakan adalah 100 x 50 cm, 70 x 40 cm, 60 x 50 cm, dll sesuai kondisi lahan dan kesuburan tanah. Saya sendiri lebih suka menggunakan jarak tanam 70 x 40 cm, sehingga dalam 1 Ha lahan akan terisi sekitar 30,000 pohon porang.
  • Lubang Tanam – Buat lubang tanam sesuai dengan jarak tanam yang sudah ditentukan. Beri 0.25 – 0.5 kg pupuk organik (kompos atau pupuk kandang matang) di setiap lubang tanam lalu aduk dengan tanah. Kita bisa menggunakan Oupuk Organik Padat (POP) Green Tambo untuk mengganti kompos atau pupuk kandang
Pertanaman Porang yang Bagus dan Seragam

Pertanaman Porang yang Bagus dan Seragam

Penanaman Bibit Porang

Porang sangat baik ditanam ketika akhir musim kemarau atau awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober – Desember. Tahap penanaman porang adalah sebagai berikut:

  1. Bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas menghadap ke atas.
  2. Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam sesuai kebutuhan.
  3. Tutup bibit dengan tanah halus / tanah olahan setebal ± 3 cm.

Pemupukan Tanaman Porang Yang Benar

  • Pupuk 1: Pupuk Organik yaitu pupuk kompos atau pupuk kandang yang sudah masak diberikan sebelum tanam.
  • Pupuk 2: 8 gram urea dan 8 gram NPK/per pohon pada umur 1 bulan setelah tumbuh.
  • Pupuk 3: 16 gram urea dan 16 gram NPK/pohon pada umur 2 bulan setelah tumbuh
  • Pupuk 4: 8 gram NPK/pohon pada umur 3 bulan setelah tumbuh.

Catatan:

Pupuk Urea dan NPK bisa diganti dengan penggunaan POP Green Tambo dan Penyemprotan POC SAKANAto sesuai jadwal pemupukan diatas. POP Green Tambo untuk pupuk dasar (0.20 kg per lubang). Penyemprotan POC SAKANAto dilakukan saat pemupukan ke 2, ke 3 dan ke 4 dengan dosis 10 cc per liter air.

Pohon Porang yang Sehat dan Terawat

Pohon Porang yang Sehat dan Terawat

 Pemeliharaan Tanaman Porang

Tanaman porang merupakan tanaman yang tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk mendapatkan hasil pertumbuhan dan produksi yang maksimal, dapat dilakukan perawatan yang intensif. Beberapa tindakan pemeliharaan tanaman porang adalah:

  • Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan unsur hara. Penyiangan sebaiknya dilakukan segera setelah rumput atau gulma tumbuh di sekitar pohon porang. Pembersihan gulma dan penggemburan tanah dilakukan secara rutin agar tanaman bisa tumbuh subur.
  • Pengairan dilakukan jika tidak turun hujan dalam jangka waktu yang lama dan tanaman porang menjadi layu.
  • Pengendalian hama penyakit tanaman hanya dilakukan jika ada serangan organisme pengganggu tanaman yang sudah merugikan.
  • Pemeliharaan pohon pelindung – Porang merupakan tanaman yang butuh naungan sehingga pohon pelindung harus terus dipelihara. Pemeliharaan pohon naungan ini meliputi penjarangan dan pemotongan cabang-cabang naungan yang terlalu lebat.

PANEN DAN PASCA PANEN TANAMAN PORANG

Panen Umbi Porang

  • Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 2 – 3 musim tanam, tergantung ukuran dan jenis bibit yang digunakan.
  • Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5 – 6 bulan tiap musimnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat /dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati.
  • Tanaman porang akan menghasilkan umbi katak (bubil) dan umbi porang.
  • Umbi katak (bubil) dipanen jika sudah terlepas dari tangkai pohonnya (pohon porang) biasanya dipanen pada musim kemarau (April – Juni), saat pohon porang sudah mati.
  • Produksi umbi katak selama 2 musim tanam sekitar 900 kg.
  • Panen umbi porang biasanya dilakukan pada musim kemarau. Waktu panen umbi porang dilakukan pada bulan Mei – Agustus pada saat porang mengalami masa dorman (tidur).
  • Tanah dibongkar hati-hati, umbi yang besar (1 kg atau lebih) dikumpulkan untuk dijual sedang umbi yang kurang dari 1 kg dikumpulkan untuk bibit.
  • Rata-rata produksi umbi porang berkisar 54 ton per hektar.
Hasil Panen Umbi Porang

Hasil Panen Umbi Porang

Pembuatan Chip Porang

  1. Umbi porang dibersihkan dari kotoran.
  2. Umbi dikupas, dicuci dengan air bersih lalu dikering anginkan.
  3. Umbi yang sudah bersih dan kering diiris dengan ketebalan ± 5 cm.
  4. Irisan umbi porang dijemur dibawah terik matahari sampai kering (± 5 hari). Chip porang harus benar-benar kering untuk menghindari timbulnya jamur yang dapat mengurangi kualitas dan harga jual porang.

Pembuatan Tepung Porang

  1. Chip porang yang telah kering dimasukkan dalam disc mill (mesin penghancur).
  2. Setelah keluar dari disc mill, tepung porang dihaluskan menggunakan ball mill (mesin penepung).
  3. Tepung porang difraksinasi (pemisahan senyawa berdasarkan berat jenis. Pada tahap ini, kalsium oksalat dan zat pengotor yang lain akan dibuang dengan cara dihembuskan).
  4. Dilakukan pencucian dengan etanol untuk meminimalisir kandungan kalsium oksalat (dapat menyebabkan gatal pada kulit dan mengendap di ginjal serta merusak hati) dan zat-zat pengotor pada tepung porang sehingga yang tersisa sebagian besar adalah glukomanan.
  5. Didapatkan tepung porang murni.
Pengeringan Chip Porang di Bawah Sinar Matahari

Pengeringan Chip Porang di Bawah Sinar Matahari

ANALISA USAHA TANI PORANG

Beberapa asumsi yang kita gunakan dalam menghitung biaya usaha tani porang per hektar adalah sebagai berikut:

  • Jarak Tanam yang digunakan: 70 x 40 cm
  • Populasi Tanaman (secara teoritis adalah): 35,714.29 pohon
  • Konversi lahan 15%, sehingga jumlah tanaman tertanam adalah: 30,357 pohon
  • Konversi tanaman hidup 90%, sehingga jumlah tanaman efektif adalah: 27,321 pohon atau dibulatkan menjadi 27,000 pohon
  • Produksi umbi katak selama 2 tahun diperkirakan 900 kg
  • Rata-rata harga jual umbi katak adalah Rp. 30,000 per kg
  • Berat Rata-rata umbi per pohon 2.0 kg, sehingga produksi umbi adalah: 54,000 kg per ha
  • Rata-rata harga jual umbi porang Rp. 4000 per kg,
  • Analisa Usaha tani porang selama 2 musim tanam adalah sebagai berikut:
  • Biaya yang dikeluarkan selama proses budidaya dan panen:
    • Biaya Tahun I : Rp. 60,475,000.00
    • Biaya Tahun II : Rp. 25,280,000.00
    • Total Biaya : Rp. 85,755,000.00
  • Pendapatan selama 2 musim tanam adalah:
    • Hasil penjualan umbi Porang (54,000 kg) : Rp. 216,000,000.00
    • Hasil penjualan umbi katak (900 kg) : Rp. 27,000,000.00
    • Total Pendapatan selama 2 musim : Rp. 243,000,000.00
  • Keuntungan Bersih selama 2 tahun : Rp. 157,245,000.00
  • Keuntungan bersih per tahun : Rp.   78,622,500.00

Umbi Porang

Related Words:

Porang, Bibit Porang, Biji Porang, Benih Porang, Umbi Porang, Benih Katak, Bubil Porang, Budidaya Porang, Budidaya Tanaman Porang, Porang Konjak, Mengenal Tanaman Porang, Cara Budidaya Porang, Cara Menanam Porang, Chip Porang, Tepung Porang, Pasar Porang, Makanan dari porang, Tepung Glukomanan, Panen Porang, Tanaman Naungan, Tanaman Pekarangan, Menanam Umbi Porang, Analisa Usaha Tani Porang, Jarak Tanam Porang, Pemupukan Porang,

Leave a Reply

error: Content is protected !!